Saat ini pencarian korban masih berlangsung, pihak berwenang khawatir bahwa jumlah orang tewas bisa mencapai lebih dari 1.000 jiwa. Gempa bumi pada Jumat kemarin diyakini merupakan yang terdahsyat dalam kurun lebih dari 100 tahun terakhir dalam sejarah Jepang.
"Ini merupakan gempa bumi terbesar sejak Era Meiji [abad ke-19]. Dikhawatirkan lebih dari 1.000 jiwa tewas," kata Menteri Kepala Kabinet Yukio Edano, Sabtu 12 Maret 2011.
Pencarian korban masih berlangsung dan pihak berwenang kini juga harus berjuang keras mengatasi rusaknya fasilitas sejumlah reaktor nuklir agar tidak terjadi kebocoran radioaktif.
"Ini merupakan gempa bumi terbesar sejak Era Meiji [abad ke-19]. Dikhawatirkan lebih dari 1.000 jiwa tewas," kata Menteri Kepala Kabinet Yukio Edano, Sabtu 12 Maret 2011.
Pencarian korban masih berlangsung dan pihak berwenang kini juga harus berjuang keras mengatasi rusaknya fasilitas sejumlah reaktor nuklir agar tidak terjadi kebocoran radioaktif.
Polisi Jepang memperkirakan bahwa jumlah orang, yang tewas maupun yang masih dinyatakan hilang akibat gempa dan tsunami, hingga Sabtu pagi sebanyak 1.200 jiwa. Lebih dari seribu rumah hancur akibat bencana yang melanda pesisir bagian timur laut Jepang Jumat kemarin.
Kantor berita Kyodo, mengutip laporan kepolisian Jepang, mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas saat ini sedikitnya 398 jiwa. Selain itu 805 warga masih dinyatakan hilang setelah gempa berkekuatan 8,9 Skala Richter (SR), yang diikuti tsunami hingga setinggi 10 meter. Namun, menurut kabar terakhir dari akun twitter KBRI Tokyo, jumlah korban tewas bertambah dan yang hilang kian berkurang. Sebanyak 612 meninggal dan sekitar 700 hilang, demikian pesan KBRI Tokyo melalui Twitter dengan mengutip media massa setempat.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar