Beruang kutub termasuk dalam daftar spesies hewan yang terancam punah beberapa dekade ke depan. Namun, mereka dapat terhindar dari kepunahan apabila emisi gas rumah kaca dapat dikurangi, sebuah studi melaporkan.
Para ilmuwan mengatakan, masih ada harapan bagi ikon predator benua Arktika itu, meski sempat diperkirakan tiga tahun lalu spesies tersebut akan punah akibat pemanasan global.
Sekitar tahun 2007, es di Kutub Utara diproyeksi akan tergerus pada pertengahan abad ini. Akibatnya, populasi beruang kutub akan berkurang hingga dua pertiga dari total.
Beberapa dekade setelah itu, suhu terus naik dan terlalu sulit untuk mencegah cairnya es menjadi laut, dan beruang kutub akan hilang sama sekali. Temuan ini menyebabkan beruang kutub masuk ke dalam daftar spesies yang terancam di tahun 2008.
Namun, penelitian baru yang dipaparkan di jurnal Nature menentang prediksi tentang titik kritis tersebut karena mencairnya es ke laut sesungguhnya bisa dibendung. Dalam simulasi komputer, yang menghubungkan faktor hubungan antara beruang kutub dan lingkungannya, menunjukkan masih ada waktu untuk mencegah bencana ekologis di Arktika.
Penurunan emisi gas rumah kaca yang signifikan, yang mana dapat mempertahankan kenaikan suhu tidak lebih dari 1,25 derajat Celcius, di akhir abad ini masih memungkinkan beruang kutub untuk bertahan.
"Penelitian kami sangat menjanjikan dan penuh harapan, tetapi juga menjadi insentif bagi manusia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Dr Cecilia Bitz, salah satu ilmuwan dari University of Washington, yang dikutip VIVAnews dari Daily Mail, Jumat 17 Desember 2010.
Penelitian ini sekaligus meralat hasil penelitian sebelumnya yang juga dipimpin oleh Dr Bitz. Penelitian terdahulu mengatakan bahwa peningkatan suhu tak terkendali menyebabkan hilangnya wilayah es di Kutub Utara dalam waktu kurang dari satu dekade.
Para ilmuwan mengatakan, masih ada harapan bagi ikon predator benua Arktika itu, meski sempat diperkirakan tiga tahun lalu spesies tersebut akan punah akibat pemanasan global.
Sekitar tahun 2007, es di Kutub Utara diproyeksi akan tergerus pada pertengahan abad ini. Akibatnya, populasi beruang kutub akan berkurang hingga dua pertiga dari total.
Beberapa dekade setelah itu, suhu terus naik dan terlalu sulit untuk mencegah cairnya es menjadi laut, dan beruang kutub akan hilang sama sekali. Temuan ini menyebabkan beruang kutub masuk ke dalam daftar spesies yang terancam di tahun 2008.
Namun, penelitian baru yang dipaparkan di jurnal Nature menentang prediksi tentang titik kritis tersebut karena mencairnya es ke laut sesungguhnya bisa dibendung. Dalam simulasi komputer, yang menghubungkan faktor hubungan antara beruang kutub dan lingkungannya, menunjukkan masih ada waktu untuk mencegah bencana ekologis di Arktika.
Penurunan emisi gas rumah kaca yang signifikan, yang mana dapat mempertahankan kenaikan suhu tidak lebih dari 1,25 derajat Celcius, di akhir abad ini masih memungkinkan beruang kutub untuk bertahan.
"Penelitian kami sangat menjanjikan dan penuh harapan, tetapi juga menjadi insentif bagi manusia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Dr Cecilia Bitz, salah satu ilmuwan dari University of Washington, yang dikutip VIVAnews dari Daily Mail, Jumat 17 Desember 2010.
Penelitian ini sekaligus meralat hasil penelitian sebelumnya yang juga dipimpin oleh Dr Bitz. Penelitian terdahulu mengatakan bahwa peningkatan suhu tak terkendali menyebabkan hilangnya wilayah es di Kutub Utara dalam waktu kurang dari satu dekade.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar