Homo sapiens adalah makhluk yang muncul belakangan di banding makhluk hidup lain. Namun, tak hanya mampu bertahan hidup, spesies ini bahkan menguasai Bumi.
Darimana manusia mendapatkan kecerdasan yang luar biasa, dijelaskan oleh cendekiawan, Daoed Joesoef, dalam kuliah umum bertajuk 'Asal-usul Kecerdasan Makhluk Manusia'.
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, semua diawali pada zaman purba. "Kita ini keturunan makhluk zaman dulu," kata Daoed, memulai kuliah umum Freedom Institute di Wisma Proklamasi, Kamis malam 17 Februari 2011.
Manusia kala itu dibagi menjadi tiga golongan: Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens. "Golongan yang ketiga itu manusia mulai berpikir," kata dia
Homo habilis, Daoed menjelaskan, mulai mengenal batu-batuan dan menggunakan api. Sementara itu, kehidupan Homo erectus, lebih maju ketimbang Homo sapiens. "Mereka mulai tahu kalau memasak menggunakan api lebih enak," jelas Daoed. Homo erectus juga mulai menguburkan orang yang sudah meninggal. "Sementara itu, Homo sapiens, hanya melanjutkan," tutur dia.
Manusia, dia menambahkan, sejatinya adalah makhluk paling lemah saat dilahirkan di dunia. Kalah tangguh dengan bayi macan, bayi kucing, juga bayi kijang. "Itu sebabnya membutuhkan waktu paling lama untuk membesarkannya (manusia)," kata Daoed.
Namun, ketika tumbuh besar, bayi yang rentan justru bisa menguasai hewan-hewan bahkan menguasai dunia. Mengapa?
Daoed menjelaskan, semua makhluk hidup, ketika lahir membawa infomasi dari gen yang melekat di dalam syarafnya. "Dia berbuat sesuatu berdasarkan informasi genetik," ujarnya.
Manusia berbeda. Selain memiliki informasi genetik, manusia juga mendapatkan informasi dari luar atau ekstragenetik.
Darimana manusia mendapatkan kecerdasan yang luar biasa, dijelaskan oleh cendekiawan, Daoed Joesoef, dalam kuliah umum bertajuk 'Asal-usul Kecerdasan Makhluk Manusia'.
Menurut mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, semua diawali pada zaman purba. "Kita ini keturunan makhluk zaman dulu," kata Daoed, memulai kuliah umum Freedom Institute di Wisma Proklamasi, Kamis malam 17 Februari 2011.
Manusia kala itu dibagi menjadi tiga golongan: Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens. "Golongan yang ketiga itu manusia mulai berpikir," kata dia
Homo habilis, Daoed menjelaskan, mulai mengenal batu-batuan dan menggunakan api. Sementara itu, kehidupan Homo erectus, lebih maju ketimbang Homo sapiens. "Mereka mulai tahu kalau memasak menggunakan api lebih enak," jelas Daoed. Homo erectus juga mulai menguburkan orang yang sudah meninggal. "Sementara itu, Homo sapiens, hanya melanjutkan," tutur dia.
Manusia, dia menambahkan, sejatinya adalah makhluk paling lemah saat dilahirkan di dunia. Kalah tangguh dengan bayi macan, bayi kucing, juga bayi kijang. "Itu sebabnya membutuhkan waktu paling lama untuk membesarkannya (manusia)," kata Daoed.
Namun, ketika tumbuh besar, bayi yang rentan justru bisa menguasai hewan-hewan bahkan menguasai dunia. Mengapa?
Daoed menjelaskan, semua makhluk hidup, ketika lahir membawa infomasi dari gen yang melekat di dalam syarafnya. "Dia berbuat sesuatu berdasarkan informasi genetik," ujarnya.
Manusia berbeda. Selain memiliki informasi genetik, manusia juga mendapatkan informasi dari luar atau ekstragenetik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar