Israel Bersiap Serang Iran
Minggu, 06 November 2011 | 17:09 WIB
TEMPO Interaktif, Presiden Israel Shimon Peres mengungkapkan rencana Israel dan negara sekutunya untuk menyerang Iran. Rencana itu disampaikan Peres kepada saluran televisi swasta di negara itu. "Kami harus bekerja sama dengan negara-negara untuk menjamin kalau mereka (Iran,red) memelihara komitmen mereka. Ini harus dilakukan karena ada daftar panjang opsi-opsi," kata Peres, Sabtu, 5 November 2011.
Sebelumnya, media Israel melaporkan kalau badan intelijen dari berbagai negara telah mengawasi Iran dengan cermat. "Intelijen mendesak para pemimpin mereka memperingatkan bahwa Iran akan memiliki senjata nuklir," kata laporan media Israel. Kamis lalu, Israel telah menyelesaikan latihan pertahanan sipil besar-besaran di daerah Tel Aviv. Latihan itu bertujuan mensimulasi satu tanggapan serangan-serangan rudal konvensional dan non-konvensional. Termasuk telah melakukan uji coba rudal balistik.
Seperti dikutip Sidney Morning Herald, Rabu lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak berusaha menggalang dukungan kabinetnya untuk segera memutuskan serangan ke Iran. Keputusan resmi itu baru akan diambil Selasa atau Rabu pekan ini. Termasuk kemungkinan melancarkan rudal dan pemakaian radioaktif dalam rudal mereka.
Haretz, koran terkemuka Israel, dalam satu jajak pendapatnya menyatakan opini publik Israel terbelah soal serangan-serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir. Sekitar 41 persen mendukung, 39 persen menentang, dan 20 persen tidak memberikan keputusan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ti...365118,id.html
Berang, Iran Pun Siap Berperang
Selasa, 08 November 2011 | 03:45 WIB
TEMPO Interaktif:TEHERAN: -- Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan, pernyataan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran sedang membuat model-model komputer sebuah hulu ledak nuklir merupakan klaim-klaim palsu. "Biarkan mereka melansir laporan tersebut, dan kita lihat nanti," ujar Salehi, yang merupakan bekas pejabat senior urusan nuklir itu.
Salehi berkeyakinan, laporan yang disebut-sebut IAEA didapat dari hasil pengamatan intelijen itu seribu persen bermotif politik. "Saya yakin dokumen itu sangat lemah dari sisi keasliannya," ujar Salehi sebagaimana dilansir kantor berita semi resmi Iran, Mehr. "IAEA berada di bawah tekanan negara-negara adidaya."
Iran telah berulang kali membantah ambisi membangun persenjataan nuklir dan menegaskan bahwa nuklir digunakan negeri itu untuk pembangkit listrik dan tujuan damai lainnya. Karena itu, Salehi mengatakan negerinya siap menghadapi semua kemungkinan terburuk. "Lebih baik langsung menghadapi bahaya daripada selalu dalam bahaya," ucapnya.
IAEA kemarin menyatakan bakal segera merilis laporan intelijen seputar aktivitas nuklir Iran dalam pekan ini. Mengutip sejumlah sumber diplomat, koran Inggris, The Telegraph, menyebut Ketua IAEA Yukiya Amano memaparkan dokumen setebal 12 halaman dan laporan tahunan terbaru tentang aktivitas program nuklir Iran yang mengarah pada pengayaan uranium.
Adapun menurut bekas pejabat IAEA David Albright langkah-langkah Iran itu termasuk mendapat disain dan uji coba sebuah kapsul peledak untuk memicu ledakan nuklir. Harian The New York Times melaporkan, para pejabat yang mengetahui laporan intelijen itu mengatakan Iran memiliki sebuah fasilitas yang diyakini dipakai untuk menguji coba alat tersebut.
Karena itu, Presiden Israel Shimon Peres pada Sabtu malam lalu mengatakan kemungkinan besar Israel dan negara-negara lainnya akan menyerang Iran. "Kita harus mulai bekerja sama dengan negara-negara ini untuk menjamin bahwa mereka memelihara komitmen-komitmen mereka," kata Peres.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ti...365381,id.html
Rusia: Israel Serang Iran Kesalahan Besar
Selasa, 08 Nopember 2011 01:07 WIB
Rusia: Israel Serang Iran Kesalahan Besar WartaNews-Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa aksi militer terhadap Iran akan menjadi "kesalahan besar dengan konsekuensi yang tak terduga." Langkah diplomasi adalah satu-satunya yang harus ditempuh terkait penyelesaikan nuklir Iran, bukan agresi militer, menurut Lavrov seperti dkutip kantor berita Prancis.
Ini bukan pertama kalinya Israel mengancam untuk menyerang Iran, kata Lavrov. Menlu Rusia juga menekankan perlunya melanjutkan pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia (G6). Badan Energi Internasional (IAEA) berencana menerbitkan laporan "yang akan memberikan bukti baru mengenai upaya Iran mengembangkan senjata nuklir.
http://www.wartanews.com/read/Intern...esalahan-Besar
------------------
Pasca Perang Teluk I dulu, dunia Barat (yang dibaliknya bercokol kepentingan utama Israel) memang berhasil memporak-porandakan peta politik dan Geo-politik di Timur Tengah, khususnya negara-negara Arab. Setelah Kuwait dan UEA dikuasai total minyaknya oleh AS dan Barat (sementara Arab Saudi semakin bergantung setelah Perang Teluk 1 dan perang Irak-Iran di tahun 1980-an lalu), revolusi dan 'kudeta atas nama demokrasi' terus dilangsungkan di wilayah itu. Setelah proyek perang di Irak berhasil, setelah itu menyusul Aljazair, Tunisia, Libya, Yaman, dan sekarang 'war project' itu sedang berlangusng di Syria. Yordania, seperti halnya Saudi Arabia, tidak masuk hitungan mereka sebab sudah 'ditaklukkan' sejak lama.
Satu-satunya negeri yang tak mau tunduk dengan Barat dan AS, adalah IRAN itu. Kepentingan Israel pun sangat kuat, sebab IRAN menurut mereka tentunya, sudah mulai membuat senjata nuklirnya sendiri, sesuatu yang paling dicemaskan negara yahudi itu. Yang menarik, kebanyakan pemimpin-pemimpin Arab di Timur Tengah itu, justru diam-diam mendukung bila Israel menghancurkan proyek PLTN dan senjata nuklir milik IRAN itu (itu setidaknya bisa dibaca dari 'bocoran Wikieleaks' tentang kawat diplomatik Kedubes AS di wilayah itu yang mengutip 'suasana kebatinan' yang berkembang di kalangan Pemimpin Arab). Kok bisa? Ini kayaknya menyangkut masalah ideologi dan agama rupanya. IRAN itu dikenal 'sarang utama' penyebaran Islam-Syi'ah di dunia saat ini. Sementara itu kebanyakan Pemimpin Arab di Timur Tengah adalah penganut Islam-Sunni. Dalam pandangan kebanyakan Pimpinan negeara Arab yang menganut paham Sunni, paham dan penyebaran Syi'ah itu justru jauh lebih berbahaya daripada ajaran Yahudi dan Nashrani. Termasuk kejahatannya. Dalam banyak kasus, pembantaian ummat Islam-Sunni di Irak pasca Irak diduduki oleh Barat (AS), justru kebanyakan mereka tewas bukan di tangan tentara AS dan Barat (baca 'tentara SALIB modern'), tetapi akibat pembataian oleh kaum Syi'ah di Irak itu.
Yang juga menarik, petualangan dunia Barat dalam menguasai Timur-Tengah kali ini, justru menghancurkan 'power balancing' antara pengikut Sunni-Syi'ah itu, yang selama ini mereka bisa hidup berdampingan dengan damai, justru dibawah 'tangan besi' pemimpin Arab model Saddam Husein dan Khadafi itu. Barat dan Israel yang selama ini menjadi dalang perpecahan dan gejolak di wilayah itu, justru agak terlambat menyadarinya. Sebuah revolusi kaum Syi'ah di Timur Tengah akibat pusatnya diserang, yaitu IRAN, oleh Barat dan Israel, otomatis akan membakar semua negara-negara di Timur Tengah yang populasi Syi'ahnya sangat kuat dan besar seperti di Irak itu. Israel dan Barat memang salah besar menghancurkan keseimbangan yang ada. Makanya kecemasan Rusia dan Prancis bisa dipahami.
Apa kaitannya dengan Indonesia? Lihat aja itu 'war project' itu, setelah negara-negara mayoritas muslim dan kaya sumber daya alam di Timur Tengah, apa tidak terfikirkan oleh kita semua, bahwa NKRI yang kaya sumber daya alam dan juga mayoritas muslim, menjadi proyek perang mereka yang terakhir? Barat akan memanfaatkan issue separatisme yang saat ini sedang terjadi atau pernah terjadi di masa lalu di Papua, Aceh, Sulut, Kaltim, Riau dan Maluku. Kalau anda perhatikan dengan cermat, itu wilayah yang suka ada 'nyanyian separatisme' sejak dulu, adalah wilayah yang kaya sumber daya alamnya dan disana banyak bercokol perusahaan MNC Barat yang menyedot kekayaan alam kita. Tak pernah daerah miskin kekayaan alam yang pernah menuntut meredeka (separatisme), seperti gerakan 'NTT Merdeka' atau 'Madura Merdek'a misalnya, bukan? Itu persis ketika CIA mendompleng gerakan PERMESTA di tahun 1950-an dulu. Mereka juga sepertinya akan meng-aneksasi Pakistan, setelah Afghanistan mampu mereka kalahkan!
Minggu, 06 November 2011 | 17:09 WIB
TEMPO Interaktif, Presiden Israel Shimon Peres mengungkapkan rencana Israel dan negara sekutunya untuk menyerang Iran. Rencana itu disampaikan Peres kepada saluran televisi swasta di negara itu. "Kami harus bekerja sama dengan negara-negara untuk menjamin kalau mereka (Iran,red) memelihara komitmen mereka. Ini harus dilakukan karena ada daftar panjang opsi-opsi," kata Peres, Sabtu, 5 November 2011.
Sebelumnya, media Israel melaporkan kalau badan intelijen dari berbagai negara telah mengawasi Iran dengan cermat. "Intelijen mendesak para pemimpin mereka memperingatkan bahwa Iran akan memiliki senjata nuklir," kata laporan media Israel. Kamis lalu, Israel telah menyelesaikan latihan pertahanan sipil besar-besaran di daerah Tel Aviv. Latihan itu bertujuan mensimulasi satu tanggapan serangan-serangan rudal konvensional dan non-konvensional. Termasuk telah melakukan uji coba rudal balistik.
Seperti dikutip Sidney Morning Herald, Rabu lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Ehud Barak berusaha menggalang dukungan kabinetnya untuk segera memutuskan serangan ke Iran. Keputusan resmi itu baru akan diambil Selasa atau Rabu pekan ini. Termasuk kemungkinan melancarkan rudal dan pemakaian radioaktif dalam rudal mereka.
Haretz, koran terkemuka Israel, dalam satu jajak pendapatnya menyatakan opini publik Israel terbelah soal serangan-serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir. Sekitar 41 persen mendukung, 39 persen menentang, dan 20 persen tidak memberikan keputusan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ti...365118,id.html
Berang, Iran Pun Siap Berperang
Selasa, 08 November 2011 | 03:45 WIB
TEMPO Interaktif:TEHERAN: -- Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menegaskan, pernyataan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran sedang membuat model-model komputer sebuah hulu ledak nuklir merupakan klaim-klaim palsu. "Biarkan mereka melansir laporan tersebut, dan kita lihat nanti," ujar Salehi, yang merupakan bekas pejabat senior urusan nuklir itu.
Salehi berkeyakinan, laporan yang disebut-sebut IAEA didapat dari hasil pengamatan intelijen itu seribu persen bermotif politik. "Saya yakin dokumen itu sangat lemah dari sisi keasliannya," ujar Salehi sebagaimana dilansir kantor berita semi resmi Iran, Mehr. "IAEA berada di bawah tekanan negara-negara adidaya."
Iran telah berulang kali membantah ambisi membangun persenjataan nuklir dan menegaskan bahwa nuklir digunakan negeri itu untuk pembangkit listrik dan tujuan damai lainnya. Karena itu, Salehi mengatakan negerinya siap menghadapi semua kemungkinan terburuk. "Lebih baik langsung menghadapi bahaya daripada selalu dalam bahaya," ucapnya.
IAEA kemarin menyatakan bakal segera merilis laporan intelijen seputar aktivitas nuklir Iran dalam pekan ini. Mengutip sejumlah sumber diplomat, koran Inggris, The Telegraph, menyebut Ketua IAEA Yukiya Amano memaparkan dokumen setebal 12 halaman dan laporan tahunan terbaru tentang aktivitas program nuklir Iran yang mengarah pada pengayaan uranium.
Adapun menurut bekas pejabat IAEA David Albright langkah-langkah Iran itu termasuk mendapat disain dan uji coba sebuah kapsul peledak untuk memicu ledakan nuklir. Harian The New York Times melaporkan, para pejabat yang mengetahui laporan intelijen itu mengatakan Iran memiliki sebuah fasilitas yang diyakini dipakai untuk menguji coba alat tersebut.
Karena itu, Presiden Israel Shimon Peres pada Sabtu malam lalu mengatakan kemungkinan besar Israel dan negara-negara lainnya akan menyerang Iran. "Kita harus mulai bekerja sama dengan negara-negara ini untuk menjamin bahwa mereka memelihara komitmen-komitmen mereka," kata Peres.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ti...365381,id.html
Rusia: Israel Serang Iran Kesalahan Besar
Selasa, 08 Nopember 2011 01:07 WIB
Rusia: Israel Serang Iran Kesalahan Besar WartaNews-Moskow - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan bahwa aksi militer terhadap Iran akan menjadi "kesalahan besar dengan konsekuensi yang tak terduga." Langkah diplomasi adalah satu-satunya yang harus ditempuh terkait penyelesaikan nuklir Iran, bukan agresi militer, menurut Lavrov seperti dkutip kantor berita Prancis.
Ini bukan pertama kalinya Israel mengancam untuk menyerang Iran, kata Lavrov. Menlu Rusia juga menekankan perlunya melanjutkan pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia (G6). Badan Energi Internasional (IAEA) berencana menerbitkan laporan "yang akan memberikan bukti baru mengenai upaya Iran mengembangkan senjata nuklir.
http://www.wartanews.com/read/Intern...esalahan-Besar
------------------
Pasca Perang Teluk I dulu, dunia Barat (yang dibaliknya bercokol kepentingan utama Israel) memang berhasil memporak-porandakan peta politik dan Geo-politik di Timur Tengah, khususnya negara-negara Arab. Setelah Kuwait dan UEA dikuasai total minyaknya oleh AS dan Barat (sementara Arab Saudi semakin bergantung setelah Perang Teluk 1 dan perang Irak-Iran di tahun 1980-an lalu), revolusi dan 'kudeta atas nama demokrasi' terus dilangsungkan di wilayah itu. Setelah proyek perang di Irak berhasil, setelah itu menyusul Aljazair, Tunisia, Libya, Yaman, dan sekarang 'war project' itu sedang berlangusng di Syria. Yordania, seperti halnya Saudi Arabia, tidak masuk hitungan mereka sebab sudah 'ditaklukkan' sejak lama.
Satu-satunya negeri yang tak mau tunduk dengan Barat dan AS, adalah IRAN itu. Kepentingan Israel pun sangat kuat, sebab IRAN menurut mereka tentunya, sudah mulai membuat senjata nuklirnya sendiri, sesuatu yang paling dicemaskan negara yahudi itu. Yang menarik, kebanyakan pemimpin-pemimpin Arab di Timur Tengah itu, justru diam-diam mendukung bila Israel menghancurkan proyek PLTN dan senjata nuklir milik IRAN itu (itu setidaknya bisa dibaca dari 'bocoran Wikieleaks' tentang kawat diplomatik Kedubes AS di wilayah itu yang mengutip 'suasana kebatinan' yang berkembang di kalangan Pemimpin Arab). Kok bisa? Ini kayaknya menyangkut masalah ideologi dan agama rupanya. IRAN itu dikenal 'sarang utama' penyebaran Islam-Syi'ah di dunia saat ini. Sementara itu kebanyakan Pemimpin Arab di Timur Tengah adalah penganut Islam-Sunni. Dalam pandangan kebanyakan Pimpinan negeara Arab yang menganut paham Sunni, paham dan penyebaran Syi'ah itu justru jauh lebih berbahaya daripada ajaran Yahudi dan Nashrani. Termasuk kejahatannya. Dalam banyak kasus, pembantaian ummat Islam-Sunni di Irak pasca Irak diduduki oleh Barat (AS), justru kebanyakan mereka tewas bukan di tangan tentara AS dan Barat (baca 'tentara SALIB modern'), tetapi akibat pembataian oleh kaum Syi'ah di Irak itu.
Yang juga menarik, petualangan dunia Barat dalam menguasai Timur-Tengah kali ini, justru menghancurkan 'power balancing' antara pengikut Sunni-Syi'ah itu, yang selama ini mereka bisa hidup berdampingan dengan damai, justru dibawah 'tangan besi' pemimpin Arab model Saddam Husein dan Khadafi itu. Barat dan Israel yang selama ini menjadi dalang perpecahan dan gejolak di wilayah itu, justru agak terlambat menyadarinya. Sebuah revolusi kaum Syi'ah di Timur Tengah akibat pusatnya diserang, yaitu IRAN, oleh Barat dan Israel, otomatis akan membakar semua negara-negara di Timur Tengah yang populasi Syi'ahnya sangat kuat dan besar seperti di Irak itu. Israel dan Barat memang salah besar menghancurkan keseimbangan yang ada. Makanya kecemasan Rusia dan Prancis bisa dipahami.
Apa kaitannya dengan Indonesia? Lihat aja itu 'war project' itu, setelah negara-negara mayoritas muslim dan kaya sumber daya alam di Timur Tengah, apa tidak terfikirkan oleh kita semua, bahwa NKRI yang kaya sumber daya alam dan juga mayoritas muslim, menjadi proyek perang mereka yang terakhir? Barat akan memanfaatkan issue separatisme yang saat ini sedang terjadi atau pernah terjadi di masa lalu di Papua, Aceh, Sulut, Kaltim, Riau dan Maluku. Kalau anda perhatikan dengan cermat, itu wilayah yang suka ada 'nyanyian separatisme' sejak dulu, adalah wilayah yang kaya sumber daya alamnya dan disana banyak bercokol perusahaan MNC Barat yang menyedot kekayaan alam kita. Tak pernah daerah miskin kekayaan alam yang pernah menuntut meredeka (separatisme), seperti gerakan 'NTT Merdeka' atau 'Madura Merdek'a misalnya, bukan? Itu persis ketika CIA mendompleng gerakan PERMESTA di tahun 1950-an dulu. Mereka juga sepertinya akan meng-aneksasi Pakistan, setelah Afghanistan mampu mereka kalahkan!
Rudal Iran |
Haaretz Israel melakukan uji-tembak sebuah sistem pendorong roket dari pangkalan militer Palmachim, Rabu (2/11/2011). Kementerian Pertahanan Israel mengatakan, uji-tembak rudal itu merupakan rencanakan lama dan telah dilakukan sesuai jadwal.
Iran dan Israel di Ambang Perang?
Kamis, 3 November 2011 | 11:34 WIB
TEHRAN, KOMPAS.com -Iran melontarkan peringatan terhadap Israel, Rabu (2/11/2011). Seorang tokoh militer Iran mengatakan, negara itu akan "menghukum" setiap ancaman apapun. "Amerika Serikat sangat menyadari, serangan militer rejim Zionis terhadap Iran tidak hanya akan menyebabkan kerusakan yang luar biasa pada rezim (Israel) itu, tetapi juga akan menimbulkan kerusakan serius terhadap AS," kata Jenderal Hassan Firouzabadi, komandan para kepala staf gabungan Iran. Demikian menurut laporan kantor berita sengah remi, Fars, seperti dikutip CNN, Kamis. "Kami, sebagai militer, menganggap setiap ancaman, seberapa pun jauh dan mustahil, sebagai sangat nyata, dan sepenuhnya siap untuk menggunakan peralatan yang sesuai demi menghukum kesalahan apapun," tambah Firouzabadi.
Kantor berita semi resmi Iran yang lain, ISNA, menerbitkan sebuah berita dalam bahasa Inggris yang mengutip pernyataan Firouzabadi. "Para pejabat AS tahu bahwa serangan militer rejim Zionis terhadap Iran akan menimbulkan kerusakan serius untuk AS serta rejim Zionis itu." Demikian ISNA. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Israel, Rabu, mengatakan, Israel "melakukan uji-tembak sebuah sistem pendorong roket dari pangkalan militer Palmachim. Ini telah direncanakan lama oleh bagian Pengembangan (Kementerian) Pertahanan dan telah dilakukan sesuai jadwal."
Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengatakan, "Ini merupakan prestasi teknologi yang mengesankan dan langkah penting dalam kemajuan Israel di bidang perudalan dan ruang angkasa." Komentar Iran dan tes rudal Israel muncul saat perdebatan publik terjadi di Israel tentang kemungkinan serangan militer terhadap republik Islam itu. Pekan lalu, koran terbesar Israel, Yedioth Ahronoth, menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Ehud Barak mendukung sebuah serangan terhadap program nuklir Iran. Berita itu disusul sebuah laporan hari Rabu di harian Haaretz bahwa Netanyahu melobi anggota kabinetnya untuk mendukung serangan militer terhadap Iran meskipun ada sejumlah kesulitan inheren dalam operasi semacam itu. Harian itu menyebut, informasinya berasal dari seorang pejabat senior Israel, tapi tidak mengungkapkan identitas sumber mereka.
Para pejabat Israel dan AS telah menyatakan keprihatinan soal Iran yang tengah membangun senjata nuklir, meskipun Teheran membatah keras bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai. Adanya dua publikasi itu di media Israel menuai kritik para anggota kabinet. "Sebuah debat publik tentang hal ini tidak lebih dari sebuah skandal. Saya tidak berpikir kita pernah memiliki sesuatu seperti itu," kata Dan Meridor, wakil perdana menteri dan menteri intelijen, kepada harian Israel, Maariv. "Masyarakat memilih pemerintah untuk membuat keputusan tentang hal-hal seperti ini secara rahasia. Hak publik untuk tahu tidak termasuk perdebatan tentang hal-hal rahasia secacam ini."
Kantor Perdana Menteri Israel tidak mau mengomentari laporan-laporan dua harian itu. Kantor Netanyahu hanya meminta wartawan untuk merujuk ke komentar dia tentang Iran pada hari Senin. Ketika itu Netanyahu mengatakan, "Kekuatan regional yang punya kontrol di Timur Tengah akan mencoba untuk memastikan mereka memiliki pengaruh lebih besar pada rejim-rejim baru, pengaruh-pengaruh yang tidak akan selalu mendukung kita atau bermanfaat bagi kita, setidaknya begitu." Netanyahu mengatakan hal itu kepada anggota parlemen Israel dalam sesi pembukaan Knesset.
"Salah satu kekuatan regional itu adalah Iran, yang terus berupaya untuk memperoleh senjata nuklir. Iran yang punya nuklir akan menjadi ancaman mengerikan di Timur Tengah dan di seluruh dunia. Dan tentu saja, merupakan ancaman, kuburan langsung bagi kita juga. Kita bekerja dan akan terus berkerja secara intens dan keras melawan mereka yang mengancam keamanan Israel dan warganya," lanjut Netanyahu.
http://internasional.kompas.com/read....Ambang.Perang.
Prancis Cemas akan Risiko Serangan Israel ke Iran
Senin, 07 November 2011 | 04:41 WIB
TEMPO Interaktif, PARIS - Prancis khawatir serangan militer terhadap program nuklir Iran bisa memicu sebuah situasi “destabilisasi total” di kawasan Timur Tengah. Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe, Minggu 6 November 2011 mengatakan Prancis lebih berminat memperberat sanksi-sanksi. “Kita masih bisa menambahi mereka (sanksi-sanksi) untuk menekan Iran dan kita akan meneruskan langkah ini karena sebuah intervensi militer bisa menciptakan situasi destabilisasi di kawasan,” ujar Juppe kepada radio Europe 1. “Kita harus berbuat segalanya untuk mencegah kerusakan yang tak bisa diperbaiki.”
Iran dikabarkan telah merampungkan eksperimen-eksperimen tahap final untuk pengembangan senjata nuklir, termasuk ledakan dan simulasi-simulasi ledakan di komputer. Bahkan, menurut sumber-sumber diplomatik di Wina, markas Badan Energi Atom Internasional, Iran juga memburu program senjata nuklirnya di pangkalan militer Parchin, sekitar 30 kilometer dari Ibu Kota Teheran. IAEA diperkirakan merilis laporan teranyarnya pekan ini soal aktivitas nuklir Iran.
Menurut Associated Press dan media lainnya, foto-foto satelit terbaru dari sebuah situs menunjukkan satu kontainer seukuran sebuah bus untuk menggelar eksperimen-eksperimen itu. Sebenarnya Parchin merupakan sebuah basis untuk riset dan pengembangan persenjataan rudal dan material ledakan lainnya. Di lokasi itu juga terdapat ratusan struktur dan sejumlah lorong-lorong bawah tanah dan beberapa bunker buat melakukan eksperimen ledakan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/er...365169,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar